Bola.com
·23 septembre 2025
VIDEO: Dana Cuma Rp10 Miliar, Erick Thohir Khawatir Indonesia Gagal Tembus 3 Besar SEA Games 2025

In partnership with
Yahoo sportsBola.com
·23 septembre 2025
Indonesia menghadapi tantangan berat jelang gelaran SEA Games 2025 yang akan berlangsung di Bangkok, Chonburi, dan Songkhla pada 9--20 Desember 2025. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Erick Thohir, membeberkan bahwa Indonesia berpotensi kehilangan hingga 41 medali emas akibat pengurangan cabang olahraga (cabor) yang dilakukan tuan rumah Thailand. Menurut Erick, cabor yang biasanya menjadi lumbung medali emas Indonesia kini banyak dicoret dari daftar pertandingan. Situasi ini bisa berdampak serius terhadap posisi Indonesia di klasemen akhir. "Dari potensi 87 medali emas, minus 41 emas. Jadi ranking berapa? Mungkin peringkat ke-5 atau ke-6 nanti di SEA Games 2025," ujar Erick Thohir dalam konferensi pers, Selasa (23/9/2025). Sebagai catatan, pada SEA Games 2023 di Kamboja, Indonesia sukses finis di peringkat ketiga dengan raihan 87 emas, 80 perak, dan 109 perunggu. Untuk meminimalisasi dampak pengurangan cabor, Erick meminta Komite Olimpiade (NOC) Indonesia melakukan pembahasan intens dengan federasi olahraga terkait. "Untuk seperti apa, kita bicarakan dengan cabang-cabang olahraga terkait potensi medali emas tambahan," imbuhnya. Selain persoalan cabor, masalah pendanaan juga jadi perhatian besar. Erick mengungkapkan, anggaran SEA Games 2025 yang sudah tersedia saat ini baru sekitar Rp10 miliar, hanya cukup memberangkatkan 120 atlet. "Saya juga sedang minta waktu dengan Menteri Keuangan. Dari pendanaan yang sekarang tersedia baru Rp10 miliar, berarti kita hanya bisa mengirim 120 atlet," ucap Erick. Erick pun berencana melobi Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, agar tambahan dana bisa segera cair mengingat waktu pelaksanaan hanya tersisa dua bulan. Dengan kondisi tersebut, Indonesia menghadapi tantangan ganda: keterbatasan anggaran serta hilangnya banyak peluang emas. Erick menekankan perlunya strategi matang agar target prestasi di ajang multievent terbesar Asia Tenggara itu tetap bisa tercapai. "Ini soal bagaimana kita bisa bersinergi, memaksimalkan potensi, dan tetap menjaga marwah Indonesia di level regional," tutup Erick Thohir.