Stats Perform
·9 Mei 2020
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·9 Mei 2020
Winger Napoli, Amin Younes mengatakan bahwa para pemain sepakbola diajari untuk tetap bodoh, dengan begitu banyaknya pihak yang mencari keuntungan dari finansial dan kurangnya pendidikan para pesepakbola.
Younes awalnya berhasil menembus skuad utama Borussia Monchengladbach setelah lulus dari akademi klub, sebelum melakoni debut seniornya di Bundesliga Jerman musim 2011/12.
Setelah dua musim sulit menjadi pemain reguler di sana, ia pindah ke Ajax, di mana ia membuat 100 penampilan dan mencetak 17 gol selama tiga musim.
Lalu ia pindah ke raksasa Serie A, Napoli pada 2018, setelah meninggalkan Ajax dengan status bebas transfer.
Sang pemain asal Jerman mencatatkan 23 penampilan selama dua musim di Italia, tujuh di antaranya pada musim 2019/20 ini.
Setelah bermain di tiga negara berbeda, Younes merasa ada banyak pihak yang tidak memikirkan kepentingan para pemain mengambil keuntungan. Untuk itu, ia berpikir sudah selayaknya ada sistem yang dibuat untuk melindungi finansial pesepakbola.
"Kita sebagai pemain sepakbola diajari untuk tetap bodoh. Hampir semuanya diurus oleh orang lain dan karena itu para pemain menjadi masa bodoh," katanya kepada t-online.de.
"Semua orang tahu cara mengikat tali sepatu, tapi tidak semua orang bisa mengurus keuangan mereka sendiri. Kebanyakan pemain tidak tahu apa itu rekening tabungan."
"Para pemain muda tidak seharusnya diperas seperti lemon hanya karena bakat mereka. Mereka harusnya dibimbing dengan segala cara yang mungkin bisa dilakukan."
"Seorang pemain bisa mendapatkan bayaran hanya setengah dari gajinya sampai ia mencapai usia tertentu dan sisanya masuk ke rekening orang lain, yang kemudian baru bisa didapatnya setelah kariernya berakhir."