Bantah Label Pemain Malas, Dimitar Berbatov: Otak Saya Jalan Terus! | OneFootball

Bantah Label Pemain Malas, Dimitar Berbatov: Otak Saya Jalan Terus! | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Stats Perform

Stats Perform

·4 Mei 2020

Bantah Label Pemain Malas, Dimitar Berbatov: Otak Saya Jalan Terus!

Gambar artikel:Bantah Label Pemain Malas, Dimitar Berbatov: Otak Saya Jalan Terus!

Mantan penyerang Manchester United Dimitar Berbatov merupakan salah satu striker tajam di masanya, namun ia kerap mendapat kritik sebagai pemain malas ketika di Inggris.

Meski begitu, itu semua ia akui sebagai bagian dari rencananya, sebagaimana ia berhasil mengemas 94 gol dari 229 penampilannya di Liga Primer Inggris untuk Tottenham Hotspur United, dan Fulham.


Video OneFootball


Penampilannya yang terkesan malas-malasan itu diakuinya untuk mengelabuhi pemain belakang agar menurunkan kewaspadaan, dan itu cukup berhasil.

“Semua orang punya cara pandang berbeda dalam melihat pertandingan dan permainan. Perbedaan di saya adalah terkadang kalian mungkin akan melihat saya tidak seperti di pertandingan, namun di waktu bersamaan saya sedang mengecek seluruh lapangan untuk menempatkan diri di momen dan waktu yang tepat - dan kalian bisa memberi saya bola sehingga saya bisa memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri dan tidak ada yang di belakang saya,” kata Berbatov kepada BBC Radio 5 Live.

“Ketika saya punya waktu dan ruang, saya punya lebih banyak waktu untuk memikirkan ke mana saya harus menempatkan bola. Beberapa orang tidak paham itu, namun jika Anda pintar, sekalipun Anda lambat, Anda masih bisa cepat. Anda bisa memposisikan diri lebih baik dan bisa lebih berguna untuk tim.

“JIka Anda memaksa saya untuk mengurutkan pemain mana yang rela berlari demi saya di tim Tottenham, saya akan sebut Jermaine [Defoe], [Robbie] Keane dan kemudian mungkin pemain lain - dengan saya di belakang.

“Namun otak saya selalu jalan. Dan ketika saya melihat ada pemain di posisi yang lebih baik ketimbang saya, saya selalu memberikan bola itu. Tidak ada rasa egois. Pada akhirnya kita menang dan kalah bersama-sama,” imbuhnya.