Stats Perform
·14 Juni 2019
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·14 Juni 2019
Formasi 3-4-3 yang digunakan pelatih Simon McMenemy pada timnas Indonesia banyak menuai pertanyaan, terutama setelah menelan hasil mengecewakan saat dilumat Yordania dengan skor, 4-1.
Jika diingat lebih awal, sebenarnya formasi tersebut sudah diterapkan McMenemy pada saat Indonesia melakukan pemusatan latihan di Australia, lalu saat melumat Myanmar dua gol tanpa balas.
Sayangnya masih banyak menilai formasi tersebut tidak cocok untuk Indonesia, dengan dasar hasil buruk lawan Yordania. Apalagi McMenemy pernah sukses di Bhayangkara FC, dengan 4-4-2 permata.
"Ketika di Bhayangkara, formasi 4-4-2 permata saya gunakan karena saat itu kami berlimpah stok gelandang tengah, banyak sekali, tetapi kami tidak punya pemain sayap, hanya sedikir," ujar pria asal Skotandia itu.
"Itu alasan utama kenapa formasi tersebut saya gunakan, pelatih datang dan harus menyesuaikan dengan materi pemain. Sebagai pelatih, saya tidak mau mendikte, dan saya coba beradaptasi dengan pemain yang ada," imbuh dia.
Alasan stok pemain Indonesia pula yang membuat McMenemy punya alasan kuat menerapkan 3-4-3 saat ini. Hasilnya cukup bagus saat Indonesia bermain di Australia, dan melawan Bali United, dan mengalahkan Myanmar.
"Jika saya menggunakan 4-4-2 permata [di timnas], pemain terluar, atau pemain sisi lapangan tidak akan banyak mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam bentuk yang saya inginkan. Seperti contohnya Febri [Hariyadi], Riko [Simanjuntak], Andik [Vermansah] yang punya kualitas untuk itu. Untuk saya, itu cocok buat Indonesia."