"Dia Egois!" - Legenda Liverpool Heran Kenapa Mohamed Salah Jadi Algojo Terakhir Di Final Piala Afrika | OneFootball

"Dia Egois!" - Legenda Liverpool Heran Kenapa Mohamed Salah Jadi Algojo Terakhir Di Final Piala Afrika | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Stats Perform

Stats Perform

·8 Februari 2022

"Dia Egois!" - Legenda Liverpool Heran Kenapa Mohamed Salah Jadi Algojo Terakhir Di Final Piala Afrika

Gambar artikel:"Dia Egois!" - Legenda Liverpool Heran Kenapa Mohamed Salah Jadi Algojo Terakhir Di Final Piala Afrika

Mantan pemain Inggris dan Liverpool Danny Murphy mempertanyakan keputusan Mohamed Salah untuk menjadi penendang kelima saat adu penalti antara Mesir melawan Senegal di final Piala Afrika, Senin (7/2) WIB.

Pemain berusia 29 tahun tersebut tidak mengambil adu penalti di Olembe Stadium setelah kiper Chelsea Edouard Mendy menggagalkan tendangan Mohanad Lasheen, membuat penendang terakhir Senegal Sadio Mane menjadi penentu kemenangan Les Lions Teranga juara Piala Afrika dengan skor 4-2 di adu penalti.


Video OneFootball


Sementara legenda Liverpool lainnya Jamie Carragher kesal karena Salah jadi penendang kelima, Murphy, yang mencatatkan 170 penampilan untuk The Reds dan mencetak 25 gol, menuduh bahwa mantan pemain AS Roma adalah seorang yang egois.

Apa yang dikatakan?

"Saya pikir Anda adalah orang yang egois ketika memutuskan untuk menjadi penendang kelima dalam adu penalti," kata Murphy dilansir dari talkSPORT. "Ketimbang memikirkan, 'apa yang terbaik untuk tim?'"

"Saya tidak berpikir bahwa ia menjadi penendang kelima. Saya ingat apa yang Carra [Carragher] katakan ketikan [Cristiano] Ronaldo gagal [penalti]. Saya pernah mendengar orang-orang datang ke acara itu, yang telah menulis buku tentang cara mengambil penalti dan telah membuat podcast soal itu."

"Tidak ada satu pun dari mereka yang mengambil penalti di pertandingan besar dan memahami situasinya. Latihan tidak membaut sempurna, latihan membuat Anda konsisten, jadi jika Anda berlatih hal yang benar, itu tidak masalah."

"Tetapi Anda tidak bisa menghilangkan tekanannya, itu tidak mungkin dan Anda tidak dapat menciptakan kembali apa yang akan dilakukan penjaga gawang. Jadi apakah Anda memperhatikan di final tadi malam, satu kiper tetap besar dan kuat di tengah, dan kemudian ia pergi? Mendy bagus di bola udara dan datar, yang membuatnya sulit."

"Jadi hal mengenai cara sempura atau persiapan yang sempurna dalam adu penalti, Anda dapat mencakup aspek-aspek tertentu tetapi ada beberapa yang tidak."

"Pada akhirnya, saya pikir jika Anda mengambil penalti dengan yakin, maka Anda tidak akan khawatir dengan akibatnya."

"Penendang penalti terbaik seharusnya tidak menjadi yang kelima- saya setuju soal itu. Sering kali adu penalti tidak sampai di penendang kelima."

Sebelumnya pada hari Senin, Carragher menyalahkan Mesir atas keputusan itu, bersikeras Salah seharusnya menjadi salah satu penendang penalti pertama.

"Itulah mengapa pengambil penalti terbaik Anda tidak boleh berada di urutan kelima," tulis Carragher di sosial medianya. "Salah tidak mengambil penalti untuk Mesir dalam adu penalti di final adalah sesuatu yang gila."

Ia lebih jauh membandingkan kejadian itu dengan Euro 2012 ketika Cristiano Ronaldo ditetapkan untuk menjadi algojo kelima untuk Portugal saat kalah 3-2 melawan Spanyol, tetapi CR7 tidak mengambil penalti setelah Bruno Alves gagal dan Cesc Fabregas mencetak gol penentu.

"Juga terjadi pada Ronaldo bertahun-tahun yang lalu untuk Portugal saat melawan Spanyol," tambah Carragher.