"Diri Ini Tak Kuasa" - Mikel Arteta Rasakan Perihnya Arsenal Gagal Lolos Liga Champions Eropa | OneFootball

"Diri Ini Tak Kuasa" - Mikel Arteta Rasakan Perihnya Arsenal Gagal Lolos Liga Champions Eropa | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Stats Perform

Stats Perform

·23 Mei 2022

"Diri Ini Tak Kuasa" - Mikel Arteta Rasakan Perihnya Arsenal Gagal Lolos Liga Champions Eropa

Gambar artikel:"Diri Ini Tak Kuasa" - Mikel Arteta Rasakan Perihnya Arsenal Gagal Lolos Liga Champions Eropa

Mikel Arteta membahas 'rasa sakit' gagal lolos ke Liga Champions Eropa bareng Arsenal, mengakui bahwa The Gunners seharusnya bisa meraih apa yang gagal mereka gapai musim ini.

Arsenal menapaki penghujung musim ini sebagai unggulan lolos ke UCL, tetapi sejumlah bencana di akhir - terutama kekalahan 3-0 di derbi London utara - membuat mereka didepak Tottenham Hotspur dari empat besar.


Video OneFootball


Bicara kepada laman resmi klub usai Arsenal menang 5-1 atas Everton, Minggu (22/5), di partai pamungkas Liga Primer Inggris 2021/22, Arteta merasai perihnya gagal ke Liga Champions musim depan.

"Saya tak kuasa menilai musim kami hari ini, maaf. Saya masih sangat kesakitan setelah apa yang terjadi kemarin Senin [kalah 2-0 versus Newcastle], dan saya mau menilai pencapaian kami dengan adil," ungkapnya.

"Yang bisa saya jamin adalah bahwa saya -- kami -- telah memeras lemonnya sekuat mungkin, sampai tetes terakhir, dan kami mencapai titik yang kami capai."

"Saya kecewa berat hari ini, karena kami menumbuhkan ekspektasi yang kami inginkan, yang saya inginkan buat klub sepakbola ini, karena itulah yang Arsenal pantas dapatkan. Pada akhirnya kami gagal dan rasa bersalah mencapai level itu perih sekali."

"Jujur, saya tidak puas [cuma lolos ke Liga Europa]. Masih kesakitan. Makanya saya mau mendiamkannya sebentar, perlu liburan, karena rasanya hari ini saya tidak akan menilai musim kami."

"Tapi di saat yang sama, saya sangat berterima kasih kepada semua orang yang mendukung Arsenal, bagaimana mereka memberi kami rasa percaya diri, hormat, dan motivasi untuk maju terus, karena saya rasa mereka percaya pada apa yang kami lakukan."

"Saya seorang pemenang dan benci kalah, dan kami kalah di saat bisa menang dan itulah mengapa saya kesakitan. Maaf."