Stats Perform
ยท30 Mei 2020
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
ยท30 Mei 2020
Gianfranco Zola menyebut Eden Hazard dan Willian "menderita" ketika masih di bawah asuhan Maurizio Sarri di Chelsea.
Zola bahkan menyebut, taktik Sarri telah mengasingkan dua pemain berharga Chelsea itu pada musim lalu.
Sarri direkrut The Blues untuk menggantikan Antonio Conte di Stamford Bridge setelah musim 2017/18, yang membuat klub finis di urutan kelima di klasemen Liga Primer Inggris.
Sarri datang ke Inggris dari Napoli dengan reputasi pelatih berusia 61 tahun itu yang cukup bagus. Ia sempat mempertahankan hal itu selama beberapa bulan pertamanya di London ketika Chelsea memulai catatan kemenangan yang mengesankan.
Namun, hasil justru berkata lain setelah periode Natal sehingga Chelsea harus keluar dari persaingan gelar di awal 2019. Kekalahan 6-0 di tangan Manchester City menandai titik terendah dalam era kepelatihannya.
Chelsea mengamankan satu tempat di tiga besar dan akhirnya memenangkan Liga Europa setelah mengalahkan Arsenal di final sesama wakil Inggris. Tapi, Sarri memilih untuk kembali ke Italia dan bergabung ke Juventus pada musim panas tahun lalu.
Hazard juga pindah ke Real Madrid setelah menjalani musim terbaiknya untuk Chelsea dalam soal gol dan assist. Namun, Zola menganggap sang winger dan Willian harus berjuang untuk memahami metode Sarri di lapangan latihan.
"Mereka adalah pemain berbakat, seperti Hazard dan Willian, yang tahu bagaimana memenangkan pertandingan mereka sendiri, tapi harus menderita di tipe pelatihan yang kami lakukan, tapi itu perlu untuk yang lain," ujar Zola, yang menjadi asisten Sarri pada musim lalu, kepada beIN Sports.
"Saya akan jujur, mereka brilian karena mereka bosan, tapi mereka harus melakukannya dan itulah alasan mengapa ketika semua orang menurun, kami menjadi naik jelang akhir."
Sarri mengatakan, pendekatan permainan Sarri yang membosankan memakan korban untuk seisi grup, tapi ia yakin dengan proses mempelajari nilai pengulangan selama karier bermain.
"Pada awalnya, para pemain sangat banyak di belakang semua yang kami katakan, mereka brlian," ujar Zola lagi.
"Mereka mengikuti semuanya, tapi kemudian ketika pekan-pekan berlalu karena pengulangan dan jumlah pertandingan yang mereka mainkan, para pemain menjadi lelah dan mereka juga bosan."
"Tapi, membosankan adalah bagian dari pekerjaan kita. Kandang Anda harus bosan tapi ketika Anda bosan, Anda tetap bertahan pada apa yang Anda lakukan dan Anda menjadi lebih baik."
"Saya ingat ketika saya belajar bermain sepakbola, misalnya menendang bola, saya paling tidak melakukannya 300-400 kali sehari."
"Ada saat-saat ketika saya lelah tapi saya perlu melakukan berulang kali karena saya ingin menjadi bagian dari diri saya. Ini adalah proses yang harus saya lalui."