Bola.net
ยท9 Juli 2022
In partnership with
Yahoo sportsBola.net
ยท9 Juli 2022
Bola.net - Brasil tak pernah kekurangan spesialias tendangan bebas. Juninho Pernambucano adalah salah satunya. Free kick-nya sangat mematikan. Untuk urusan ini, tak sedikit orang mengakuinya sebagai yang terbaik sepanjang masa.
Miralem Pjanic, salah satu penendang bebas terbaik dalam sejarah Serie A, bisa dibilang sebagai muridnya. Saking hebatnya eks pemain Brasil ini dalam mengeksekusi free kick, Andrea Pirlo, regista terbaik yang pernah dimiliki Italia, juga sempat 'berguru' kepadanya.
Juninho menekuni karier sebagai pesepak bola profesional antara 1993 dan 2013. Dia paling dikenal sebagai legenda Lyon, klub Prancis yang diperkuatnya selama periode 2001-2009.
Di Timnas Brasil, dia mencatatkan 40 caps antara tahun 1999 dan 2006. Enam gol internasional dicetaknya.
1 dari 6 halaman
Bermain sebagai gelandang, layaknya Brazilian pada umumnya, Juninho dibekali beberapa atribut istimewa. Skill, visi, hingga operan-operan dari kaki kanannya tergolong spesial.
Namun, dari semua itu tak ada yang mengalahkan tendangan bebasnya. Itulah senjata terkuatnya.
Tendangan bebas yang dia lepaskan kerap berupa knuckle ball. Dengan teknik itu, bola hampir tak memiliki spinning motion dalam lajunya. Knuckle shot yang sempurna membuat bola seperti bergoyang, arahnya sulit ditebak, dan sangat sulit bagi kiper mana pun untuk menghentikannya.
Teknik ini sudah coba diadaptasi oleh beberapa pemain, dari Cristiano Ronaldo hingga Pirlo. Namun, tak ada yang bisa mengeksekusinya sesempurna Juninho.
2 dari 6 halaman
Miralem Pjanic di Juventus (c) AFP
Miralem Pjanic seolah menghilang usai bergabung dengan Barcelona pada 2020, kemudian dipinjamkan ke Besiktas pada musim 2021/22. Padahal, sebelum itu, gelandang Bosnia kelahiran 2 April 1990 ini dikenal sebagai spesialis tendangan bebas di Serie A.
Pjanic memperkuat AS Roma periode 2011-2016, kemudian Juventus 2016โ2020. Sebelum itu, Pjanic bermain untuk Lyon periode 2008-2011.
Di Lyon, Pjanic bertemu guru yang sangat hebat untuk mengasah kemampuan tendangan bebasnya, Juninho Pernambucano.
Pjanic memang hanya setahun bersama Juninho, karena Juninho hengkang dari Lyon pada 2009. Namun itu sudah cukup baginya untuk menimba ilmu dari sang pakar.
3 dari 6 halaman
Bagi Pjanic, itu mungkin adalah satu tahun yang sangat berharga. Sebab, selama satu tahun itu, dia belajar banyak hal dari Juninho tentang tendangan bebas.
Pada Oktober 2015 silam, kepada L'Equipe, Juninho pernah bercerita mengenai masa-masa dia dan Pjanic di Lyon.
"Waktu itu (di Lyon), saya bilang kepadanya bahwa pengulangan adalah hal paling penting untuk menjadi seorang penendang bebas yang hebat," tutur Juninho kalah itu.
"Itu memang melelahkan, tapi itu benar-benar yang paling penting. Mire selalu tertarik pada teknik tendangan bebas saya, terutama cara saya melatih teknik tersebut."
"Sayang sekali kebersamaan kami tidak lama, karena saya hengkang satu tahun setelah dia datang dari Metz pada 2008."
4 dari 6 halaman
Andrea Pirlo di Piala Dunia 2006 (c) AP Photo
Andrea Pirlo melatih Juventus musim 2020/21, kemudian diangkat menjadi nakhoda klub Fatih Karagumruk di Turki pada 2022. Sebagai pelatih, dia mungkin belum istimewa.
Namun, jangan lupakan sosok Pirlo sebagai seorang pesepak bola. Mantan regista AC Milan dan Juventus, serta pilar Timnas Italia saat menjuarai Piala Dunia 2006 ini salah satu spesialisasinya adalah tendangan bebas.
Pirlo merupakan salah satu orang yang mencoba mengadaptasi teknik tendangan bebas Juninho. Itu terungkap dalam autobiografi sang set-piece maestro.
Dalam autobiografinya, yang berjudul 'I Think Therefore I Play' dan rilis pada 2013, Pirlo menulis: "Dia membuat bola melakukan hal-hal yang luar biasa. Dia tak pernah meleset. Tak pernah. Saya melihat statistiknya dan menyadari kalau itu pasti bukan kebetulan."
"Pencarian rahasia Juninho sudah menjadi sebuah obsesi tersendiri bagi saya. Kuncinya ternyata bagaimana dia menendang bola, bukan di bagian mana."
"Hanya tiga tiga jari kakinya yang melakukan kontak dengan bola, bukan semua bagian kakinya."
5 dari 6 halaman
Jelang laga perdana timnas Italia di Piala Dunia 2014 Brasil, yakni melawan Inggris di Manaus, kubu Azzurri khusus mengundang Juninho ke base camp mereka di Mangaratiba. Dia diundang untuk berbagi tips dengan Pirlo, di mana mereka kemudian menghabiskan waktu dua jam untuk berlatih bersama.
Pirlo langsung menerapkannya di pertandingan dan dia hampir mencetak sebuah gol berkelas dengan tendangan bebasnya. Joe Hart sudah salah mengantisipasi knuckle ball Pirlo, tapi bola hanya membentur mistar.
Hart beruntung, bukan Juninho yang mengeksekusi tendangan bebas itu.
6 dari 6 halaman
Juninho mencetak 75 gol tendangan bebas sepanjang kariernya. Sebagai perbandingan, legenda Inggris, David Beckham 'cuma' 65.
Dari 75 gol tendangan bebas itu, 44 dia ciptakan dengan seragam Lyon - klub di mana dia mengemas 100 gol dalam lebih dari 300 penampilan dan membantu mereka meraih tujuh gelar juara liga. Juninho meninggalkan Lyon pada tahun 2009, saat dia merasa waktunya di sana sudah habis, sambil berurai air mata.
Sepanjang kariernya, Juninho tercatat pernah bermain untuk Sport Recife, Vasco da Gama, Lyon, Al-Gharafa, dan New York Red Bulls.
Setiap kali pindah, Juninho meminta bola yang akan dipakai di liga. Dia melakukan itu agar bisa lebih 'mengenalnya' sebelum turun di pertandingan.
Dia benar-benar mencintai sepak bola. Kemampuannya terus dia asah. Sebutan 'spesialis' rasanya kurang pas.
'Master tendangan bebas', mungkin itulah sebutan yang paling tepat untuknya.