Bola.com
·17 Agustus 2025
Kisah Laga Kualifikasi Piala Dunia 1958, saat Kandang Timnas Indonesia di Kawasan Monas

In partnership with
Yahoo sportsBola.com
·17 Agustus 2025
Bola.com, Jakarta Timnas Indonesia mencoba menapaki lagi ajang Piala Dunia setelah tampil pada edisi 1938 ketika masih bernama Hindia Belanda.
Pada Kualifikasi Piala Dunia Swedia 1958, Indonesia menempati Grup 1 Zona Asia dan Afrika. Pada putaran awal, langkah Indonesia berjalan mulus setelah menang WO atas China Taipei (Taiwan). Pada kualifikasi 1, Timnas Indonesia hanya berhadapan dengan China lewat sistem kandang tandang.
Pada pertandingan pertama yang digelar di Jakarta, Indonesia menang 2-0 berkat gol Ramang (47' dan 80'). Pada pertemuan kedua, China menang 4-3 di kandang sendiri. Kedua tim akhirnya menjalani laga play-off di Yangon dan berakhir dengan skor 0-0. Indonesia berhak lolos ke fase berikutnya berkat selisih gol (3 gol tandang).
Indonesia bergabung dengan Sudan, Mesir, dan Israel pada babak berikutnya. Indonesia pada waktu itu, tidak mengakui kedaulatan Israel, sehingga meminta FIFA menggelar pertandingan di tempat netral. Namun, permintaan Indonesia ditolak. Indonesia akhirnya mundur dari kualifikasi dan mengubur kans tampil di Piala Dunia 1958.
Satu hal yang menarik dari Kualifikasi Piala Dunia 1958 ialah laga yang digelar di Jakarta pada 12 Mei 1957. Menurut laporan Harian Merdeka dan Harian Umum, China berkekuatan 16 pemain tiba di Bandara Kemayoran, Jakarta, 5 Mei 1957.
Pertandingan tersebut disaksikan 80 ribu orang di Lapangan Ikada atau lapangan Gambir, kawasan Monas, yang merupakan pusat kegiatan olahraga Jakarta sebelum kawasan Senayan dibangun. Laga itu ditonton oleh Bung Hatta dan Duta Besar China serta Myanmar.
Timnas Indonesia yang ditangani Antun Pogacnik, dan China sama-sama tampil ofensif dengan lima penyerang. Namun, Indonesia sempat kesulitan karena buta akan kekuatan China. Maklum, China pada waktu itu tidak sering melakukan uji coba.
Sepanjang laga babak pertama, China menguasai hampir 90 persen penguasaan bola. Beruntung, Indonesia punya duet Chaerudin dan Thio Him Tjiang yang sangat solid sehingga sulit ditembus.
Selain itu, penampilan kiper Maulwi Saelan juga brilian. Lini tengah, Rukma, Kiat Sek, dan Tan Liong Houw, membuat China frustrasi. Pertahanan Timnas Indonesia yang terkenal sejak Olimpiade Melbourne 1956 ini menjadi kunci sukses menghadapi Negeri Tirai Bambu.
Langsung
Langsung
Langsung