Stats Perform
·10 Mei 2020
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·10 Mei 2020
Mantan pelatih Paris Saint-Germain dan Toulouse Antoine Kombouare menyerukan kepada para pemain Ligue 1 Prancis agar melancarkan aksi mogok musim depan kalau otoritas liga tidak menambah jumlah peserta menjadi 22 tim.
Seperti diketahui, Ligue 1 2019/20 diputuskan disudahi dini sebagai imbas pandemi virus corona. PSG dinobatkan sebagai kampiun, sementara dua klub terbawah Amiens dan Toulouse terdegradasi.
Keputusan mengakhiri kompetisi secara prematur memunculkan banyak suara ketidakpuasan. Sejumlah klub, termasuk Amiens dan Olympique Lyon, yang gagal lolos ke kompetisi Eropa, bahkan mengancam bakal melayangkan tuntutan hukum.
Kombouare sendiri menilai kebijakan menuntaskan liga terasa tidak adil karena otomatis menutup peluang tim-tim mengejar target masing-masing, khususnya mereka yang harus turun kasta.
Ia berharap pemain siap melakukan boikot kalau Amiens dan Toulouse tidak bertahan di divisi tertinggi, dengan dua klub Ligue 2 tetap promosi sehingga jumlah kontestan bertambah jadi 22, pada musim mendatang.
"Para pemain dan pelatih harus sepakat untuk mogok pada awal musim depan kalau itu tak terjadi," tegasnya kepada L'Equipe.
"Akan ada PHK. Bahkan di tingkat amatir pun ini akan menyakitkan. Membuat pemain mengakhiri karier mereka dengan cara seperti ini sangat tidak adil, dan saya selalu membenci ketidakadilan."
"Kita harus bersatu di tengah penderitaan dan keprihatinan ini. Kita belum cukup bersatu. Ini membuat saya marah."
Toulouse adalah tim yang terakhir ditukangi Kombouare sebelum dipecat pada Januari menyusul performa jeblok berupa sepuluh kekalahan beruntun, membuat tim tenggelam di dasar klasemen. Sementara, putra Kombouare bekerja di Amiens sebagai direktur administratif.
Namun, Kombouare menyanggah seruan mogok dilontarkan lantaran adanya keterikatan dengan Toulouse dan Amiens dan menekankan akan tetap menyuarakan hal serupa jika tim lain terdegradasi.