Nyaris Pensiun Dini, Richarlison Ceritakan Lika-Liku Kariernya | OneFootball

Nyaris Pensiun Dini, Richarlison Ceritakan Lika-Liku Kariernya | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Stats Perform

Stats Perform

·13 September 2018

Nyaris Pensiun Dini, Richarlison Ceritakan Lika-Liku Kariernya

Gambar artikel:Nyaris Pensiun Dini, Richarlison Ceritakan Lika-Liku Kariernya

Ditolak banyak klub di masa remaja dan hampir mengubur cita-cita menjadi pesepakbola profesional, tapi kini menjelma jadi bintang baru di timnas Brasil. Itulah sekelumit kisah from zero to hero dari Richarlison.

Tiga tahun lalu, Richarlison bukan siapa-siapa. Ia cuma satu dari jutaan pemuda Brasil yang bermimpi punya karier sepakbola gemilang. Namun, kepindahannya ke Fluminense dan terus berlanjut hingga hijrah ke Inggris bersama Watford telah mengubah jalan hidupnya.


Video OneFootball


Tiga bulan terakhir, nama Richarlison kian populer. Ia langsung menjadi pujaan baru Everton berkat tiga golnya dalam tiga laga pertamanya. Status sebagai pemain termahal sepanjang masa The Toffees tidak membebaninya.

Ia pun dipanggil timnas Brasil untuk menghadapi Amerika Serikat dan El Salvador pada jeda internasional September. Memakai jersey No.9, Richarlison membayar penuh kepercayaan Tite. Debut starternya saat jumpa El Salvador berbuah dua gol seiring dengan kemenangan telak 5-0 untuk Brasil.

Namun sebelum namanya melesat seperti sekarang, penyerang 21 tahun ini menceritakan bahwa dirinya harus melalui proses berdarah-darah ketika meniti karier di Brasil, bahkan membuatnya nyaris gantung sepatu.

"Sepuluh jari tangan saya rasanya tidak cukup untuk menghitung banyaknya klub yang menolak saya," kata Richarlison kepada AS.

"Suatu waktu, saya merasa ingin meninggalkan sepakbola. Tetapi saya tetap menegakkan kepala dan berangkat ke Belo Horizonte memakai uang penghabisan saya untuk menjalani trial terakhir di America Mineiro. Jika saya gagal, saya tidak punya uang untuk pulang ke kampung halaman saya, Espiritu Santo, yang berjarak 600 km."

"Pagi itu, saya mengerahkan seluruh kemampuan dan saya berhasil lolos trial. Jika hari itu saya memilih menyerah, saya mungkin tidak berada di sini," ungkapnya.

Richarlison juga menceritakan perjuangan hidupnya di luar sepakbola di mana ia harus tinggal di rumah sang paman karena berjarak lebih dekat dengan lokasinya berlatih. Menjual permen dan es krim di jalanan hingga membantu orang tua di ladang juga pernah dilakoninya.

"Dari pengalaman itu saya belajar bahwa Anda harus memiliki kesabaran, ketekunan, dan kepercayaan diri untuk mencapai tujuan Anda," pungkasnya..