Stats Perform
·21 April 2022
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·21 April 2022
Pelatih karteker FK Senica Jiri Pecha merasa bersyukur sejumlah pemain yang melakukan aksi mogook masih mau membantu tim ketika menjalani pertandingan leg kedua semi-final Piala Slowakia, Kamis (21/4) dinihari WIB.
Senica gagal lolos ke final setelah menelan kekalahan agregat 7-0 dari Spartak Trnava. Dalam pertemuan pertama di kandang Trnava, Senica dibekap 3-0. Sedangkan saat menjadi tuan rumah di leg kedua, mereka dibantai 4-0.
Beberapa pemain yang enggan tampil melawan Liptovsky Mikulas di Superlig Slowakia akhir pekan kemarin bersedia dimainkan. Saat melawan Liptovsky, delapan pemain serta pelatih Pavel Sustr menghilang dari daftar. Beberapa di antara mereka justru menyaksikan laga itu di tribune.
Dari delapan pemain yang mogok itu, lima di antaranya main melawan Trnava, yakni duo Indonesia Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman, serta kiper Matus Chropovsky, Cyriaque Mayounga, dan Ioannis Nachos. Egy dan Witan diturunkan sebagai starter di laga ini.
“Kami memainkan apa yang harus kami lakukan. Saya puas dengan apa yang kami perlihatkan. Beberapa pemain masuk, meski pekan ini tidak maksimal. Saya senang mereka masih mau membantu kami,” ujar Pecha dilansir laman resmi klub.
Pecha mengutarakan, Senica akan tetap menggunakan pasukan muda hingga akhir musim selama pemain masih melakukan aksi mogok. Pecha hanya bisa pasrah, dan berharap para pemain muda ini dapat memperlihatkan performa terbaik.
“Mereka semua masih muda. Ini merupakan pengalaman buat mereka, dan akan mendorong mereka melangkah lebih jauh. Kami tahu kualitas tim yang dihadapi kami. Kami ingin bertanding untuk menjaga kehormatan,” imbuh Pecha dinukil laman SFZ.
“Kami hanya fokus ke beberapa pertandingan ke depan, dan kita lihat bagaimana hasilnya nanti,” tambah Pecha dalam wawancaranya dengan stasiun televisi JOJ Sport.
Sebelumnya, Sustr membeberkan kronologi aksi mogok pemain, karena gaji mereka belum dibayar manajemen. Menurutnya, manajemen tidak memenuhi janji membayar tunggakan gaji pada 15 April.
“Ketika kami memastikan ke semi-final Piala Slowakia dengan mengalahkan Pohronie bulan lalu, pemilik mendatangi kami, dan mengatakan [gaji] akan dibayar pada 15 April,” kata Sustr dikutip laman Sport.
“Kami menganggap itu sebagai tetesan air di tengah kekeringan. Ada juga yang menanggapinya dengan skeptis. Ternyata uang yang dijanjikan tidak pernah ada. Sangat menyedihkan melihat pemain yang terluka akibat belum dibayar gajinya selama tiga, empat bulan, dan bahkan lebih.”