Profil Diego Alonso, Suksesor Oscar Tabarez yang Siap Bawa Uruguay Bersinar di Piala Dunia 2022 | OneFootball

Profil Diego Alonso, Suksesor Oscar Tabarez yang Siap Bawa Uruguay Bersinar di Piala Dunia 2022 | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Bola.net

Bola.net

·6 Oktober 2022

Profil Diego Alonso, Suksesor Oscar Tabarez yang Siap Bawa Uruguay Bersinar di Piala Dunia 2022

Gambar artikel:Profil Diego Alonso, Suksesor Oscar Tabarez yang Siap Bawa Uruguay Bersinar di Piala Dunia 2022

Bola.net - Timnas Uruguay akan terjun ke Piala Dunia 2022 di Qatar dengan wajah baru. Pasalnya, Uruguay kali ini tidak akan diperkuat oleh Pelatih andalan mereka, Oscar Tabarez.

Tabarez dipecat oleh timnas Uruguay setelah 15 tahun mengabdi bagi La Celeste sejak tahun 2006. Empat kekalahan beruntun yang diderita Uruguay di Kualifikasi Piala Dunia 2022 menjadi tanda habisnya era Tabarez.


Video OneFootball


Saat ini Uruguay dikomandoi pelatih baru berusia 47 tahun, Diego Alonso. Di bawah arahan Alonso, Uruguay berhasil lolos ke putaran final Piala Dunia 2022 dan menargetkan sesuatu yang spesial di Qatar nanti.

Sebagai mantan pemain timnas Uruguay, Alonso tahu betul cara membangkitkan performa La Celeste. Berikut profil Diego Alonso yang siap bawa Uruguay bersinar di Piala Dunia 2022.

1 dari 4 halaman

Diego Alonso Penyelamat Uruguay

Alonso ditunjuk sebagai pelatih timnas Uruguay mulai Januari 2022 menggantikan Oscar Tabarez yang dipecat. Kehadiran Alonso menyelamatkan satu tiket ke Piala Dunia 2022 bagi Uruguay.

Saat terakhir kali dilatih Oscar Tabarez, Uruguay mengalami empat kekalahan beruntun hingga akhirnya membuat mereka tertinggal satu poin di belakang Ekuador sebagai peringkat lima.

Alonso yang masuk menggantikan Tabarez, punya empat laga tersisa untuk menyelamatkan Uruguay. Kehebatan Alonso terbukti di sisa laga Kualifikasi Piala Dunia yang disapu bersih dengan kemenangan.

Alhasil, Alonso mampu membawa Uruguay yang semula peringkat lima ke peringkat tiga klasemen akhir. Uruguay unggul dua poin di atas Ekuador yang menduduki posisi empat.

2 dari 4 halaman

Riwayat Kepelatihan

Bagi pecinta sepak bola Eropa, nama Diego Alonso mungkin asing di telinga. Namun bagi mereka yang mengikuti sepak bola benua Amerika, nama Diego Alonso dikenal baik berkat kehebatannya.

Sebelum melatih Uruguay, Alonso tercatat pernah melatih beberapa tim di benua Amerika seperti Penarol, Pachuca, Monterrey, hingga Inter Miami. Pachuca menjadi tim yang paling lama dilatih oleh Diego Alonso yakni selama empat musim.

Saat membela tim asal Meksiko tersebut, Alonso berhasil membawa Pachuca menjuarai Liga Champions CONCACAF pada musim 2016/2017. Lalu dua musim setelahnya, Alonso berhasil mengukir prestasi yang sama ketika menjadi juru taktik Monterrey.

3 dari 4 halaman

DNA Rojiblancos

Diego Alonso memiliki riwayat yang cukup panjang sebagai pemain sepak bola. Alonso yang berposisi sebagai striker bahkan pernah membela Atletico Madrid saat menjadi pemain.

Alonso mengawali kariernya di tim asal Uruguay, Bella Vista pada musim 1997/1998. Sebelum terbang ke Spanyol, Alonso sempat membela tim asal Argentina, Gimnasia La Plata selama satu musim sebelum akhirnya direkrut oleh Valencia.

Namun karier Alonso di Spanyol justru memburuk. Selama menjadi pemain Valencia, Alonso sering dipinjamkan ke tim lain termasuk Atletico Madrid.

Di Atletico Madrid, penampilan Alonso sebenarnya cukup memuaskan dengan torehan 22 gol dari 39 laga yang ia jalani. Namun Alonso yang kalah saing akhirnya memutuskan kembali ke benua Amerika bersama tim asal Meksiko, UNAM Pumas.

Diakhir kariernya, Alonso memilih kembali ke Uruguay bersama Penarol sebelum akhirnya pensiun di musim 2010/2011. Selama berkarier menjadi pemain, Alonso menorehkan prestasi yakni satu gelar Liga Uruguay bersama Penarol dan satu gelar Apertura Meksiko bersama UNAM Pumas.

4 dari 4 halaman

Strategi dan Taktik Diego Alonso

Sejak diangkat menjadi pelatih pada Januari 2022, Alonso total memainkan sembilan laga bersama timnas Uruguay. Dari sembilan laga tersebut, Alonso tercatat memakai empat formasi berbeda.

Namun diantara empat formasi itu, Alonso lebih sering menggunakan formasi 4-3-3 menyerang dan 4-4-2. Hasilnya, Alonso memenangkan tujuh laga, satu hasil imbang, dan satu kekalahan. Di bawah racikan Alonso, Uruguay berhasil mencetak total 18 gol dan hanya kebobolan dua gol saja.

Namun menariknya, Alonso tidak menjadikan formasi 4-3-3 menyerang ataupun 4-4-2 sebagai andalannya saat membela beberapa klub. Alonso lebih sering menggunakan formasi 4-2-3-1 saat menukangi Inter Miami, Monterrey, hingga Pachuca.

Artinya, Alonso masih bereksperimen di timnas Uruguay untuk mencari pakem terbaiknya. Menarik untuk menunggu permainan Uruguay di Piala Dunia 2022 di tangan Diego Alonso.

Lihat jejak penerbit