Stats Perform
ยท11 Februari 2022
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
ยท11 Februari 2022
Bek baru Inter Milan, Robin Gosens, menyatakan dirinya sejak kecil ingin menjadi polisi, bukan pesepakbola, dan ia menyebut siapa pemain terbaik yang pernah dihadapinya.
Gosens bergabung ke Inter pada bursa transfer musim dingin Januari, lewat kesepakatan peminjaman awal dengan kewajiban untuk membeli dari Atalanta.
Pemain asal Jerman berusia 27 tahun itu merupakan salah satu rekrutan paling menarik pada Januari karena ia termasuk bek kiri terbaik di Serie A Italia dalam beberapa tahun terakhir.
Gosens, yang saat ini sedang absen bermain karena cedera otot, berbicara tentang beberapa hari pertamanya di Inter dan bagaimana dia beradaptasi di klub barunya.
"Saya ingin kembali beraksi secepat mungkin dan menjadi pemain yang penting bagi Inter," ujar Gosens dalam sebuah wawancara dengan DAZN.
"Saya memiliki ambisi untuk memainkan peran kunci di sini dan saya ingin ambil bagian di Piala Dunia pada akhir tahun. Ini adalah dua impian saya untuk tahun ini."
"Saya bertemu Presiden Zhang di kantornya dan ia memberi tahu saya bahwa dia adalah fans Inter No.1. Ia mengatakan kepada saya bahwa saya bermain untuk klub prestisius. Ia memotivasi saya, memberitahu saya bahwa Inter bermain di level tinggi dan mengatakan bahwa klub mempercayai saya."
Menjadi pesepakbola bukanlah impian Gosens sejak kecil. "Memang benar, saya ingin menjadi polisi," akunya.
"Saya hanya bermain dengan teman-teman sampai saya berusia 18 tahun, saya tidak bermain di sektor yunior mana pun. Ketika saya kembali ke rumah, saya yakin bahwa saya ingin mengikuti jejak kakek saya dan menjadi seorang polisi, kemudian saya pindah ke Belanda dan semuanya berubah."
Ketika ditanya tentang siapa idolanya dan pemain terbaik yang pernah dihadapinya, Gosens memberikan jawaban sekaligus pujian.
"David Alaba adalah pemain favorit saya karena dia selalu bermain dalam peran yang berbeda di level yang sangat tinggi," ujar Gosens lagi.
"Douglas Costa adalah lawan yang paling sulit. Ketika ia berada di zamannya, dia hampir tak terbendung. Saya harap dia bisa kembali ke level itu."