Stats Perform
ยท15 Desember 2019
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
ยท15 Desember 2019
Winger Sassuolo Jeremie Boga menaydari, dirinya tidak akan bisa melengserkan sosok-sosok tumpuan Chelsea seperti Eden Hazard, Pedro atau Willian sekali pun dia lebih bersabar membangun karier di Stamfrod Bridge.
Seperti diketahui, Boga memutuskan untuk hijrah ke Italia dengan bergabung Sassuolo. Bersama klub Serie A Italia itu, Boga menemukan bentuk terbaiknya sepanjang musim ini.
Namanya kini santer dikaitkan dengan Barcelona. Namun, Boga jadi teringat ketika dia berjuang meniti karier di London bersama para youngster yang kini jadi andalan Chelsea seperti Tammy Abraam, Ruben Loftus-Cheek dan Charly Musonda.
"Saya bergabung ke Chelsea di usia 12 tahun. Pemandu bakat mereka menggaet saya dari klub kecil Marseille," tuturnya kepada majalah La Gazzetta dello Sport Sportweek.
"Sungguh sangat sulit di periode dua tahun pertama, pergi dari pantai Marseille memasuki kabut London. Makanannya juga jadi masalah serius, saya beralih dari makan sarapan sereal ke sepiring telur dan daging asap. Cukup sulit dicerna," kenangnya.
"Rekan-rekan saya di tim muda Chelsea adalah Tammy Abraham, yang sekarang jadi penyerang skuad senior, Ruben Loftus-Cheek, Chary Musonda. Kami memenangkan UEFA Youth League dan Liga Primer U-21. Sesekali saya bertanya, apakah saya harus menunggu lebih lama lagi mengenai kesempatan saya di Chelsea. Tapi saya harus bermain reguler dan saya berada di belakang [Eden] Hazard, Pedro dan Willian dalam pemilihan pemain. Bukannya karena mereka lebih bagus, tapi mereka berada di depan secara hirarki," urai Boga.
Ditanya apakah dia menyesal pernah menjalani karier di Chelsea, Boga mengaku telah menerima jalan hidupnya.
"Tidak. Saya tidak menyimpan penyesalan. Antonio Conte [pelatih Chelsea saat itu] tidak banyak bicara pada saya. Ketika dia memberi saya debut menghadapi Burnley, dia mengatakan: 'sekarang giliranmu'," tuntasnya.