Stats Perform
·16 Mei 2020
In partnership with
Yahoo sportsStats Perform
·16 Mei 2020
Mesin gol PSS Sleman Yevhen Bokhashvili mulai mempertimbangkan mencari klub baru sebagai antisipasi bila PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan untuk membatalkan Liga 1 2020.
PSSI dan PT LIB hingga saat ini belum memastikan kelanjutan Liga 1, karena menunggu keputusan yang dikeluarkan pemerintah terkait status negara di tengah pandemi virus Corona.
Kendati demikian, sejumlah klub Liga 1 sudah menyarankan agar kompetisi dihentikan. Hal itu disebabkan waktu yang tersedia sangat mepet, karena masing-masing klub masih menyisakan 30 pertandingan di liga. Selain itu, menggelar laga tanpa penonton juga dianggap tidak ideal, karena klub mengandalkan pemasukan dari penjualan tiket.
“Di Eropa, mungkin ada sejumlah negara yang memulainya lebih cepat, dan sebagian lainnya lebih lambat. Di Indonesia, kemungkinan liga tidak dilanjutkan dalam waktu dekat,” ujar Bokhashvili diwartakan laman Football.
“Mereka (klub) memilih opsi untuk menghentikan kompetisi hingga tahun depan. Pemain asing tentunya akan pergi, karena mereka tidak ingin menunggu.”
Situasi itu membuat Bokhashvili tidak ingin mengambil risiko mengenai karirnya. Apalagi pemain dipastikan mendapat gaji yang lebih kecil selama penantian menuju kompetisi tahun depan. Menurut Bokhashvili, manajemen PSS hingga sekarang belum memberikan garansi mengenai masa depan pemain bila liga dihentikan.
“Tim kami sudah mengajukan penawaran dengan beberapa opsi, tapi sejauh ini belum ada pemaksaan kesepakatan, belum ada keputusan akhir. Pemain lokal kemungkin setuju dengan keputusan yang diberikan federasi setempat (PSSI). Pemain asing juga mungkin ada yang setuju,” beber Bokhashvili.
“Tapi itu bergantung berapa bulan pemain harus menerima pemotongan gaji. Sangat penting juga kapan liga digulirkan kembali. Jika kelanjutan liga berlarut-larut, kemungkinan besar saya akan berkarir di tempat lain.”
“Saya tidak suka hanya duduk berdiam diri di rumah tanpa sepakbola. Jika Anda menanti terlalu lama, dan mengambil risiko hanya karena faktor gaji, ke depannya Anda sangat berpeluang besar tidak mempunyai klub sama sekali.”
SIMAK JUGA: BERITA LIGA 1!
Langsung
Langsung
Langsung
Langsung
Langsung
Langsung
Langsung
Langsung