Cerita Mohammed Kudus Rekrutan Anyar Spurs: Pernah Main dengan Tangan Patah | OneFootball

Cerita Mohammed Kudus Rekrutan Anyar Spurs: Pernah Main dengan Tangan Patah | OneFootball

In partnership with

Yahoo sports
Icon: Bolatimes.com

Bolatimes.com

·12 de julho de 2025

Cerita Mohammed Kudus Rekrutan Anyar Spurs: Pernah Main dengan Tangan Patah

Imagem do artigo:Cerita Mohammed Kudus Rekrutan Anyar Spurs: Pernah Main dengan Tangan Patah

Bolatimes.com - Mohammed Kudus kini sedang jadi sorotan di Premier League usai resmi bergabung dengan Tottenham Hotspur dengan banderol fantastis senilai £55 juta.

Sebelum jadi pemain dengan bandrol fantastis tersebut, ada kisah perjuangan yang begitu menyentuh.


Vídeos OneFootball


Kudus adalah anak pemalu dari salah satu lingkungan paling keras di Ghana, yang berjuang naik dari lapangan berdebu tanpa alas kaki, bahkan pernah bermain dengan ibu jari tangan yang patah.

Kudus lahir dan besar di Nima, sebuah kawasan padat dan miskin di Accra, ibu kota Ghana. Hidup di tengah kemiskinan dan kriminalitas, sepak bola menjadi satu-satunya jalan keluar bagi banyak anak di sana, termasuk Kudus.

“Saat pertama kali datang ke klub kami, dia hampir tidak bicara,” kenang Bashiru Mohammed Zakari, wakil ketua klub pertamanya, Strong Towers dikutip dari The Sun.

" Tapi kamu bisa merasakan ada yang berbeda darinya. Dia mungkin diam, tapi bukan berarti lemah.”

Setiap harinya, Kudus kecil akan menunggu waktu sekolah selesai hanya untuk berlari ke Montreal Park, lapangan seadanya yang kini sudah digusur untuk pembangunan Masjid Nasional. Di situlah tekadnya ditempa.

Langkah Kudus berikutnya adalah akademi ternama Right to Dream, tempat ia ditemukan oleh pelatih Mas-Ud Didi Dramani. Di sana, sosok Kudus kecil yang pemalu berubah menjadi pemain yang tangguh dan serba bisa.

“Saya masih ingat dia pernah bermain dengan ibu jari yang patah dan tangan di-gips, tapi tetap ikut latihan seperti biasa,” ujar Dramani. “Itu menunjukkan kekuatan mental yang luar biasa.”

Kudus sering dipindah-pindah posisi: gelandang box-to-box minggu ini, winger minggu depan.

Tapi dengan kesabaran dan kerja keras, ia perlahan menemukan identitasnya sebagai gelandang serang yang tajam dan kreatif.

Tiket ke panggung Eropa datang saat klub Denmark FC Nordsjaelland, yang terafiliasi dengan akademinya, menawarinya kontrak.

Kudus langsung berkemas, meninggalkan keluarga dan zona nyaman, lalu terbang ke lingkungan baru yang dingin, asing, dan penuh tantangan.

“Saya bilang ke dia, ini akan berat di awal, tapi ingat perjuanganmu. Ingat bagaimana kamu bermain dengan tangan patah. Dapat lima menit? Tunjukkan kamu layak diberi sepuluh,” kata Dramani.

Kerja kerasnya membuahkan hasil. Kudus tampil cemerlang di Denmark hingga menarik perhatian raksasa Belanda Ajax Amsterdam, dan kini ia resmi menjadi bagian dari Tottenham Hotspur.

Saiba mais sobre o veículo