Bolatimes.com
·11. August 2025
Bukan Soal Gaji, Inilah Titik Lemah Donnarumma yang Bikin PSG Rekrut Lucas Chevalier

In partnership with
Yahoo sportsBolatimes.com
·11. August 2025
Bolatimes.com - Paris Saint-Germain (PSG) mengejutkan dunia sepak bola dengan mendatangkan kiper Lucas Chevalier dari LOSC seharga €55 juta, sekaligus mengakhiri era Gianluigi Donnarumma di klub.
Menurut laporan L’Equipe, kegagalan perpanjangan kontrak menjadi pemicu utama.
Kontrak Donnarumma akan habis akhir musim ini, dan ia menolak pemotongan gaji serta restrukturisasi kontrak berbasis bonus performa.
Namun, dalam pengumuman resmi Chevalier di situs PSG, alasan lain terungkap: kelemahan Donnarumma dalam distribusi bola.
“Lucas nyaman di garis gawang, situasi satu lawan satu, dan di udara. Ia juga punya keterampilan distribusi luar biasa,” tulis PSG, menyoroti aspek yang kurang dimiliki Donnarumma.
Gaya bermain Luis Enrique, pelatih PSG, menekankan build-up dari belakang, di mana kiper berperan sebagai pengatur serangan.
Chevalier, dalam wawancara dengan situs klub, mengaku tersanjung karena Enrique melihatnya sebagai kiper ideal untuk sistem ini.
“Pelatih mengharapkan saya jadi pusat permainan, memberikan nilai tambah,” ujarnya.
Sebaliknya, Donnarumma, meski telah berkembang sejak masa awalnya di AC Milan dan timnas Italia, masih kesulitan berperan sebagai “sweeper-keeper” yang andal dalam distribusi bola.
Donnarumma dikenal sebagai penutup tembakan ulung, dengan refleks luar biasa dan kemampuan menghentikan peluang satu lawan satu.
Namun, kelemahannya dalam penguasaan bola membuatnya kurang cocok dengan visi Enrique.
“Ia bukan kiper yang Anda inginkan untuk bertindak sebagai penyapu tambahan,” tulis ESPN, menegaskan bahwa PSG membutuhkan kiper modern yang lebih fleksibel.
Chevalier, kiper muda berusia 23 tahun, dianggap sebagai solusi jangka panjang dengan kemampuan distribusi yang lebih baik.
Kepindahan Donnarumma menambah panas bursa transfer, dengan rumor bahwa ia bisa kembali ke Serie A atau bergabung dengan klub Liga Inggris.
Sementara itu, kedatangan Chevalier menandakan perubahan arah PSG menuju permainan yang lebih teknis.